Rinai menghujam di detik menit yang semakin menua
Seakan jua menembus payung kasih yang penuh renda makna
Duhai Dayang penghuni jiwa...
Aku disini,,aku disini masih tetap sama, tetap
menari dilabir tembaga tepian bulan dibalik mega
Duhai dayang hati,,
Yang hadir-mu menggenapi malam
Berdendanglah,,lantunkanlah bait syair kesucian yang
begitu mempermabukkan segala kerenikan malam, dan
biarkanlah aku dengan segala ketersempoyongan hati-ku
menikmati megahnya irama kerinduan yang mengumandang
bersama gemulai keranuman indah sukma
Duhai dayang kasih hati-ku...
Merebahlah,, telah ku bentang lengan kasih
kerinduan-ku dan rasa’ilah detak irama jantungku
Temani denyut langgam kerinduan agar ternikmati oleh rasamu
Lalu...
Dalam rebah lena-mu, kan kubisikkan dengan
kelembutan jiwa-ku,,”Duhai Engkau, dayang pemilik
hatiku, hari itu akan tiba, masanya kita dibatas
akhir pengulam sepat rindu. Dan kita kan bersenandung
dalam megahnya rasa syukur dari atas sajadah ku,,sajadah malam-mu”
"Penghuni Bukit Padang Ilalang"
Ludwig Caspar - 2 November 2012