Kasih...
Malam telah dua pertiga belalu menyusuri garis waktu
Lentik jemariku menggenggam beribu aksara, yang tak
habis ku tuang bersama tinta jiwa,
dalam bahasa yang terkadang lepas liar,
mengikuti dentam dada yang tabu tuk ter’eja
Engkau,,wanita-ku...
Karena-mu sesuatu menggedor bilik jantung-ku
Mari,,mari tuntaskan segenap rasa racun kepahitan,
dan kita basuh kegetiran demi kegetiran
yang melamuri bibir-mu dan kecap-ku
Tampilah,,tampilah menggelegar di ruang kerinduanku,
dan jangan lagi terulur waktu yang tak
pernah berhenti menyeret kau dan aku, yang
kian membuat ku lupa akan nikmatnya azab-mu
Engkau,,perempuan-ku...
Perempuan yang seluruh gemulai-mu memikat dan
melenakan desah berat yang terusung oleh raga-ku
Perempuan-ku yang memenuhi seluruh ruang hasratku,
raihlah sesuatu dibalik punggung-ku, dan biarkan,,
biarkan bidang dada-ku merengkuh desah isak kerinduan-mu
Perempuan,,Kekasih jiwa-ku...
Malam telah dua pertiga belalu menyusuri garis waktu
Perempuan,,pelayan hati, yang hadir-mu
semata karena Allah bagi-ku,,ikutlah bersamaku
Aku ingin mencintaimu dengan kebenaran azab-mu yang terhiasi
oleh kemolekan aura-mu nan begitu indah bagiku, dan kan ku
persembahkan kemesraan mewakili segala salam kerinduan yang
kubentangkan diantara butir Dzjikir diatas sajadah malam ku
"Penghuni Bukit Padang Ilalang"
Ludwig Caspar - 16 November 2012
Ludwig Caspar - 16 November 2012