Duhai Kekasih jiwaku...
Langkah kita masih terkayuh pada jalan yang masih mengabur
Kisah lalu telah kubiarkan menjadi cerita usang di labir temaram
Dan diantara semburat tembaga cakrabuana di ufuk kala menyambut sang surya,
telah pula pinananganku menyelimuti raga dan jiwamu
dibawah payung kasih Allah sang pencipta rasa dan cinta
Duhai engkau perempuanku...
Pelayan jiwaku yang bersujud di atas sajadah yang bermukena sejatinya
kasih dan cinta,,,lantunkanlah syair kesuciamu nan begitu
tersyukuri oleh jiwaku diantara butir dzikir dalam segala puji dan Do’a
Biarkanlah,,,biarkanlah riak laut berbahgia dalam gejolaknya dan
biarkanlah langit selalu tersenyum mengiringi syahdunya gemulai
tarian kita dengan segala sejatinya pelukan iman yang menjadi jubah jiwa
Duhai engkau perempuanku...
Perempuanku yang kan menjadi halalku semata karena Allah ta’ala...
Marilah,,,marilah kita lukis syair kasih dan cinta kita, yangkan kita
kumandangkan hingga para bidadari turut bahgia di puncak nirwana
Duhai engkau perempuanku...perempuan solehah
Genggamlah lenganku kala melintasi padang gurun sahara
Peluklah jiwaku kala lunglai menghadang petilasan langkahku di batas masa
Duhai engkau perempuanku...perempuan solehah titipan Allah
Bila tiba waktuku di penghujung desah,,,lantunkanlah irama Yasin menggelegar buana
Baringkan aku dipangkuanmu kala ku lepas jasad tuk penuhi panggilan Allah
“Penghuni Bukit Padang Ilalang”
Ludwig Caspar - 20 Oktober 2012