Sepenggal cerita yang belum usai
Ku coba goreskan kembali pagi ini
Entah seperti apa cerita jiwa selanjutnya
Duduk diam termenung
Segelas kopi sebatang rokok
Dan selembar kertas dengan pena usangku
Ku tatap pagi yang murung
Redup diiringi rinai gerimis
Sapa lembut angin pagi begitu dingin
Hingga tak mampu ku beranjak dari berandaku
Sepenggal kisah yang belum usai ku ulas kembali
Ku jajarkan aksara tentang kita
Dimana kita pernah tenggelam dalam kisah yang tak pernah usai
Suka duka dan perih kerap merajam
Tapi kita mampu tepiskan itu
Kini pagiku muram
Kala kisah ini usai tanpa ending
Tanpa kata akhir terucap
Kenapa dan ada apa
Kecap hati selalu menyeruak dalam jiwa
Membuncah tanpa arah
Kala tiada tanya terjawab
Mungkin tlah lelah dengan sepenggal kisah yang tak pernah usai
Hingga embun pagipun tiada menyapaku
Adakah sang rembulan lelah tampak dimalam hari...
Atau mentari tlah enggan menyapa pagi
Hingga pagiku redup tanpa biasmu
Mungkin kisah ini tak akan pernah usai
Kan ku goreskan meski tanpa meski tanpa kisah
Aku tau dan sangat tau
Perih kian merajam
Luka kian mendera ditengah senyum yang terselip
Butiran air mata akan terus mengalir tanpa jeda
Hingga isak tangis hati semakin menjadi
Seperti pagi ini
Muram tanpa mentari
Gersang tanpa embun
Dan tiada kicau pipit menyapa
Hanya kidung luka yang tercipta diantara kisah yang belum usai
Sepenggal cerita yang belum usai
Akan ku ulas kembali
Meski tanpamu sang dewi
Meski tanpa sang rembulan
Dan meski tanpa mentari pagi
Aku tetap menggoreskan aksara dialtar jiwaku
Tentang perih yang mengurung jiwa
Tentang rasa yang hampir beku
Biarlah........!
=============Jakarta : 25032014
By : Pena Usang Sang Penyair
Ku coba goreskan kembali pagi ini
Entah seperti apa cerita jiwa selanjutnya
Duduk diam termenung
Segelas kopi sebatang rokok
Dan selembar kertas dengan pena usangku
Ku tatap pagi yang murung
Redup diiringi rinai gerimis
Sapa lembut angin pagi begitu dingin
Hingga tak mampu ku beranjak dari berandaku
Sepenggal kisah yang belum usai ku ulas kembali
Ku jajarkan aksara tentang kita
Dimana kita pernah tenggelam dalam kisah yang tak pernah usai
Suka duka dan perih kerap merajam
Tapi kita mampu tepiskan itu
Kini pagiku muram
Kala kisah ini usai tanpa ending
Tanpa kata akhir terucap
Kenapa dan ada apa
Kecap hati selalu menyeruak dalam jiwa
Membuncah tanpa arah
Kala tiada tanya terjawab
Mungkin tlah lelah dengan sepenggal kisah yang tak pernah usai
Hingga embun pagipun tiada menyapaku
Adakah sang rembulan lelah tampak dimalam hari...
Atau mentari tlah enggan menyapa pagi
Hingga pagiku redup tanpa biasmu
Mungkin kisah ini tak akan pernah usai
Kan ku goreskan meski tanpa meski tanpa kisah
Aku tau dan sangat tau
Perih kian merajam
Luka kian mendera ditengah senyum yang terselip
Butiran air mata akan terus mengalir tanpa jeda
Hingga isak tangis hati semakin menjadi
Seperti pagi ini
Muram tanpa mentari
Gersang tanpa embun
Dan tiada kicau pipit menyapa
Hanya kidung luka yang tercipta diantara kisah yang belum usai
Sepenggal cerita yang belum usai
Akan ku ulas kembali
Meski tanpamu sang dewi
Meski tanpa sang rembulan
Dan meski tanpa mentari pagi
Aku tetap menggoreskan aksara dialtar jiwaku
Tentang perih yang mengurung jiwa
Tentang rasa yang hampir beku
Biarlah........!
=============Jakarta : 25032014
By : Pena Usang Sang Penyair