Kasih...
Aku masih disini...
Masih disini menindih hitamnya bayangan
Lihatlah...
Lihatlah bulan yang telanjang,
dia tak lagi terbungkus awan hitam
Kasih...Mari kita duduk disini
Duduklah disini dan dengarlah...
Dengarlah liuk aksara para pujangga, yang
menari gemulai di ke-erotisan malam
Dengarlah syair mereka yang begitu indah,
meliuk bersama cepatnya nafas mereka,
kala bibir mereka melumat sepuasnya bait
gurindam asmara, yang tercurah dari
gelas-gelas bertatahkan mutiara,
yang berisi liquer hasrat cinta dari perasan jiwa
Kasih...
Di Indah latar senja yang tadi kita saksikan,
dengan segala arti menyambut hadirnya malam
Telah pula kuselipkan aksara dari segala
kidung yang mereka tembangkan
Dan kasih,,engkau perempuanku...
jika engkau adalah senja
Biarlah tembaga dan jingga ternikmati, dan biarkan
desah malam tenggelam dalam bait-bait kerinduan
Dalam bait-bait bisu...
Dalam erotis liuk bayang...
Dan,,kan ku ambil semua rasamu, yang dengan
seketika kutelentangkan diantara baitku,
tuk ternikmati sekuat keinginan
Kasih...
Mendekatlah...dan duduklah disini
Disisi malam, diterangnya bulan
Kita nikmati embun yang membasahi
kulit kita, hingga malam beranjak pulang
-----------------------------------------------
~Penghuni Bukit Padang Ilalang~
Ludwig Caspar - 17 Januari 2013