Kekasih ku...
Ada gigil melindap perlahan,
melucuti jiwaku yang telanjang
Khayal-pun mencumbui kalimat-kalimat
sederhana yang bersemayam dibilik
gelap kesadaran yang tak berdian
Kekasih ku...
Bisik-ku hilang,,sepenggal kata jua terlalu
perih untuk ku lumat dari bibir malam
Jerit lolong dalam bingar kehidupan
Menusuk dikesakitan, dan tak ada
kata yang sempat terucap di kebekuan
yang semakin lenyap dan hilang
Jerit lolong dalam bingar yang melantang,
Tak jua mampu menjawab prahara rindu
Yang melindap perlahan
Kekasih ku,...
Lihatlah,,lihatlah pohon ara itu, telah terpenuhi
oleh embun di rimbun dedaunan yang tak lagi
telanjang seperti kala pertama kali kau genggam
lengan dan kau usap lembut wajahku saat
aku tergeletak kuyu dalam sekarat jiwaku
Duhai kekasih jiwa ku...
Tiadalah beda dengan ku,,jika kau rindu,
bentangkanlah kerinduanmu diatas
sahadah malam bersama selingkup
raga dalam mukena kesucianmu
Di atas sajadah dan lantunan do’a kita
bertemu dalam sujud dihadapan Allah-ku
"Penghuni Bukit Padang Ilalang"
Ludwig Caspar - 3 November 2012