Syahdan...
Peperangan rasa dan kata kian berabu dan menua di padang ilalang
dan aku menari bersama syair dan puisi ditepi telaga kerinduan,
membisukan makna dan tiada mampu tuk terungkapkan
Duhai malam...Lihatlah jiwaku yang telanjang,
pandangkah ragaku yang bergetar bersama
dentaman jantung bagai tersengat aliran kerinduan
Sibaklah selimut awan yang kian mencekam nan
menutupi lenteraku menggapai harapan kenikmatan
Rentangkanlah sayap bidadari yang bersembunyi dibalik
temaram dan lepaskanlah aku dari jeruji hasrat nan kian merejam
Jamahlah aku...Sang Roman yang mengerang perih di medan
pertempuran demi meredam gejolak liar hasrat kerinduan
Wahai dewi- dewi surgawi yang penuh gemulai bermenari
di puncak kayangan, temanilah gurindam jiwaku yang
termabukkan oleh luquer perasan percintaan nan begitu
syahdu agar terhilang ketersempoyongan
jiwaku kala mereguk murninya cairan rindu
Syahdan...
Duhai Engkau, Pemilik Rahmat dan Kasih Sayang...ubahlah kerinduanku
menjadi bongkah kenikmatan yang kan kupangku dengan indahnya belaian
Duhai Allah ku...Tiada habis sembah sujud diantara siang dan malam-Mu,
hadirkanlah seluruh hari tuk ku peluk kekasih jiwaku yang telah ku pinang
penuh rasa syukur dalam nama-Mu, dan Ridha-Mu adalah puncak segala keinginanku
Syahdu,,,bagimu perempuanku
Rasa telah membelenggu-ku dalam gelapnya ruang rindu
Dengarkanlah desah yang begitu mengering oleh dahaga jiwaku
Wahai perempuanku, pelantun syair istana kerinduanku, marilah
satukan segala gejolak gemuruh syahdunya kerinduanmu,,kerinduanku
dalam lantunan untaian dzikir, dan di atas sajadah
malam, kasih kita bertemu semata karena Allah ta'ala
yang mengembunkan kasih di pucuk rindu
"Penghuni Bukit Padang Ilalang"
Ludwig Caspar - 24 0ktober 2012