Aku tak tahu...
Apakah malam ini masih
seperti malam pertama
Nikmat pertama kala ku
kecup kening dan bibir mu,
dan tatap mata kita pun bertemu
Perempuanku...
Ada satu perasaan dari banyaknya
perasaan yang menjeratku
Aku ingin mencintai mu
dalam banyak waktu
Jika tidak,,mengapa kau nyalakan
bara hasrat ku yang menggebu..?
Perempuanku...
Kau melukai aku...
Mengingatkan aku dengan perih
yang dulu menyayat jangatku
Jangan biarkan aku berbulan
madu dengan kesendirianku
Dan,,kembalikan keberuntungan
atas kasih, kasih tanpa menyakiti yang
pernah kita miliki seperti waktu lalu
Perempuanku,,
Dalam rentanya waktu yang tiada
berhenti mengelus lembut ari-ku
Masih kutatap lamat bukit
harapan, tuk sebuah tujuan akhir kau dan aku
Dan ketika menangis, ku berbaring di tempat tidur,
lalu berbincang pada malam, mengeluarkan asa dan isi kepalaku
Kala pagi menyibak ufuk
Paru paru pun menjerit tentang apa yang terjadi
Dan...
ku katakan,, ada yang hilang,
pergi bersama waktu yang berlalu
Perempuanku...
Semoga malam ini...
malam esok dan malam lain yang menyapa ku
Cerita malam masih dapat mensyairkan
kisah-kisah rindu,,
Kisah rindu-mu kisah rindu-ku
Selamanya dan sepanjang waktu
-----------------------------------------
"Penghuni Bukit Padang Ilalang"
Ludwig Caspar - 9 Januari 2013